Keajaiban-Keajaiban Datang

Saya sangat memegang teguh nasihat Pak Kyai, bahwa berhati-hati dari kesalahan (dosa) membuat banyak keajaiban yang akan datang dalam hidup kita di dunia.

Saya coba ajaran Pak Kyai. Saya benar-benar terinspirasi terhadap kalimat
apa yang ada di benak langsung terwujud seakan dimanja oleh Allah.

Tapi sebelum mengamalkannya, saya juga mencoba menganalisis. Waktu itu saya berpikir, “Ada tidak sih kisah saya yang seperti itu?” Kisah ajaib yang tiba-tiba rezeki datang, seakan dimanja oleh Allah.
Setelah saya pikirkan lebih dalam tentang perjalanan kehidupan saya, ternyata saya betul-betul pernah mengalami kisah seperti itu, apa yang ada di benak saya bisa terwujud. Salah satu yang ajaib adalah kisah kulkas.

Pada tahun 2001-2004 saya ikut istri saya yang mendapat beasiswa belajar S2 di Malaysia, tepatnya di Johor Baru. Karena sebagai suami saya ikut istri, maka istri saya
chatting sama teman-temannya yang juga belajar di sana. Kata temannya, “Ya sudah, ajak saja suaminya. Cari kerja di Malaysia gampang, visa juga gampang.”

Akhirnya saya pergi ke Malaysia mendampingi istri. Alhamdulillah dua-duanya malah tidak dapat: pekerjaan tidak dapat, visa juga tidak dapat. Jadilah saya pengangguran di negeri orang, hehe....

Tugas saya sewaktu tinggal di Malaysia, adalah mengantar istri ke kampus, setelah itu pulang ke rumah dan mengunci pintu maupun jendela. Karena saya tidak punya visa kerja, saya tidak bisa bekerja di sana. Kalau saya bekerja dan ketahuan pihak imigrasi Malaysia, saya bisa ditangkap. Saya hanya keluar rumah ketika terdengar azan, lalu saya menuju masjid untuk mengerjakan shalat fardu berjemaah.

Ketika itu istri saya hamil dan ngidamnya tiap hari minta sayuran. “Bang, minta tolong beliin sayur.” Karena tidak ada tukang sayur di dekat rumah, maka saya harus jalan jauh baru mendapatkan sayuran. Dan hal itu terjadi setiap hari.

Sambil berjalan membeli sayur, saya mengkhayal, “Enak banget ya kalau punya kulkas. Saya bisa membeli sayuran untuk beberapa hari sekaligus, dan disimpan di kulkas.”

Setiap kali istri saya minta dibelikan sayuran, pikiran saya tibatiba keluar kata, “Kulkas ya Allah.” Hati saya juga keluar rintihan, “Kulkaaaas ya Allah.”

Suatu hari, seusai shalat Zuhur saya berdoa. Doanya sih benar “robbana atina fid dunya hasanah” tapi pikiran dan hati saya menjerit “kulkaaas ya Allah.” Ketika keluar dari masjid, saya mendapati ada satu keluarga yang membuang kulkasnya dengan cara meletakkan kulkas tersebut di depan rumahnya.

Untuk sekadar informasi, orang Malaysia kalau sudah tidak lagi memakai suatu barang (perabot), maka barang tersebut diletakkan di 
depan rumahnya, dan siapa pun boleh mengambilnya. Halal! Sebut saja sepatu, blender, kipas angin, sepeda, dan lain-lain. Biasanya yang rajin mengambil barang bekas tersebut adalah orang Bangladesh, India, dan… Indonesia hehe… yang penting halal.

Saya datangi pelan-pelan kulkas tersebut, dan saya buka pintunya. Ternyata masih ada bunga esnya. Berarti kulkas tersebut baru saja dibuang. Saya lihat ke kanan dan ke kiri, apakah ada pesaing saya atau tidak. Alhamdulillah, ternyata tidak ada.

Namun ukuran kulkas tersebut cukup besar. Tidak mungkin saya bawa sendiri begitu saja. Kalau barang-barang kecil, saya berani… Kalau besar seperti ini saya belum pengalaman dan takut ditangkap polisi.

Akhirnya saya telepon seorang kawan, minta bantuan untuk membawa pulang kulkas tersebut. Begitu sampai di rumah, kulkas itu segera saya nyalakan. Alhamdulillah, menyala. Subhanallah.

Saat membawa kulkas itu dari masjid sampai ke rumah kami melewati beberapa rumah orang Malaysia. Maka dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan permohonan maaf kepada bangsa Indonesia kalau perbuatan saya malu-maluin… hehe….

Kisah nyata mengenai kulkas ini sangat membekas dalam kehidupan saya. Sebab saya ternyata memiliki kisah saya sendiri bahwa apa yang terbesit di benak langsung terwujud seakan dimanja oleh Allah, seperti ajaran Kyai. Kulkas itu
cash dari Allah. Ternyata benar-benar ada keajaiban dalam hidup saya.

Lalu ada pula kisah Hutan Bandar yang juga tidak kalah serunya. Karena pada waktu itu saya pengangguran di Malaysia, saya tidak bisa mengajak anak rekreasi ke sembarang tempat. Akhirnya saya sering mengajak anak pertama saya, namanya Farhah, ke objek wisata Hutan Bandar. Di sana ada kolam renang. Tempat tersebut gratis, dan semua orang boleh datang ke sana. Kalau di Indonesia, masuk kolam renang itu harus bayar.

Di saat-saat kesendirian saya, kemudian saya berpikir kalau saya bisa bikin kolam renang gratis buat orang lain, alangkah senangnya. Namanya juga pengangguran, yang gratis bagi saya ya mengkhayal.

Kemudian saya beli spidol dan seharian saya menggambar di rumah, saya menikmati hari itu dengan membuat kolam renang Hutan Bandar, lengkap dengan tiga patung lumba-lumba yang memancarkan air dari mulutnya, perosotan di sudut kolam, juga suasana orangorang yang ikut berenang di sana. Gazebo yang beratapkan jerami buatan, juga tempat duduk dari semen yang dibentuk seperti kayu.

Ketika istri saya pulang, saya sedang memperhatikan gambar itu yang saya pasang di dinding. Dan dia tahu yang saya gambar itu kolam renang Hutan Bandar, dia menangis terharu. Dia berkata, “Ya Allah, Bang, datang jauh-jauh ke Malaysia cuma bisa mengkhayal.”

Dia sedih, saya sebenarnya juga sedih. Tapi saya mengisi kegetiran hidup kami di Malaysia dengan berusaha bahagia. Alhamdulillah, sekarang di beberapa perumahan yang saya bangun, ada kolam renang yang digratiskan buat warga.

Keajaiban memang benar adanya. Ilmu Magnet Rezeki memang ada dan bekerja.

Tanah, rumah pribadi, perumahan, mobil, kantor, dan lain-lain semua datang dalam kehidupan saya dengan cara seperti itu. Wow, luar biasa. Saya tidak pernah mengejar-ngejar rezeki. Tahu-tahu sudah dapat, bahkan kadang-kadang saya dipaksa untuk mengambil rezeki tersebut.

Perumahan yang saya bangun, yakni The Orchid Realty eksis dan dijuluki Metro TV sebagai “The First Islamic Property Developer in Indonesia”. Ketika di-shooting oleh Metro TV itu, saya hanya berpikir, “Enak ya kalau diliput oleh media.” Eh, ternyata medianya datang sendiri dan siarannya berbahasa inggris. Setelah itu bertubi-tubi datang TVRI, TRANS TV, ALIF TV, majalah hidayatullah, sabili, esq magazine, dan terakhir di bulan Mei 2016 saya diundang di TV One untuk berbagi tentang Rahasia Magnet Rezeki.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun Apartemen